20 Januari 2009

DOA “KERINDUAN”

“Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.” (Matius 6:9, 10)

Pernahkah Anda mendengar rintihan orang yang begitu merindu pada orang yang ia cintai? Dalam kata-katanya pasti ada permohonan yang mengiba-iba agar orang tercinta itu bisa ada di dekatnya. Tak perlulah saya menuliskan kira-kira apa isi rintihan rindu itu, sebab Anda tentu sudah bisa mengira-ngira.

Namun, sadarkah kita bahwa bagian pertama dari Doa yang diajarkan Kristus adalah pemujaan yang merindu? Coba baca lebih perlahan, coba resapi rasa merindu yang kental dalam kata-kata awal Doa Bapa Kami tersebut …. Apakah Anda dapat merasakan sebuah kerinduan yang begitu dahaga akan kehadiran Bapa Sorgawi dalam hidup si pemohon doa?

Kristus seolah membentuk pola Doa yang diajarNya itu dalam format “sandwich.” Perhatikan bila isi Doa Bapa Kami itu dibagi tiga bagian (menurut pembagian ayat dalam Injil Matius pasal 6):

Bagian pertama: ayat 9-10.

Bagian kedua: ayat 11-12.

Bagian ketiga: ayat 13.

Bagian pertama dan ketiga menjepit bagian kedua. Keunikan bagian pertama & kedua adalah bahwa keduanya berseru dalam kerinduan & ketakutan pada Bapa. Bagian pertama, kerinduan akan hadirnya Bapa dalam hidup si pemohon. Bagian kedua, ketakutan ditinggalkan Bapa—lepas dari yang jahat sebagai hasrat untuk dekat dengan Bapa, Sumber segala yang baik.

Jadi, sepatutnya kita melihat bahwa hasrat terdalam Kristus bagi kita adalah bahwa kita pun memiliki kerinduan yang dalam pada kehadiran Bapa di hidup kita. Sama seperti Dia, yang begitu erat mengikat diri pada relasi dengan Bapa. Hasrat kerinduan Kristus dengan Bapa sama kompleksnya dengan relasi kita dengan Bapa. Di satu sisi, relasi kita adalah ketundukan pada Bapa, yang mencipta kita. Di sisi lain, relasi kita adalah keakraban pada Bapa, yang mencintai kita. Perlu kepekaan untuk bisa mengkombinasikan dengan harmonis & selaras kedua sisi relasi itu: yakni baik ketundukan maupun kedekatan.

Kedua sisi relasi itulah yang Kristus tampilkan dalam bagian pertama dan ketiga Doa yang diajarkanNya. Dimana bagian pertama berbicara mengenai relasi kedekatan—kerinduan untuk bersama-sama Bapa, menikmati kehadiran Bapa dalam hidup kita di dunia ini; sebagai perwujudan pengharapan akan hidup kekal kelak. Serta bagian ketiga Doa itu, yang sesungguhnya secara esensi berbicara mengenai relasi ketundukan—hasrat untuk tidak terjebak pada kegagalan yang menjauhkan kita dari Bapa, kerinduan untuk selalu dalam kebaikan, sesuai natur Bapa.

Ketika kita berdoa, biarlah panjatan doa merindu boleh ada dalam bagian isinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar